ABSTRAK
GEDE ARI YUDASMARA. Model Pengelolaan Ekowisata Bahari
Di Kawasan Pulau Menjangan Bali Barat. Dibimbing oleh I NJOMAN
S NUITJA, ACHMAD FAHRUDIN and SITI NURISJAH.
Indonesia dengan berbagai keanekaragaman sumber daya
hayatinya merupakan modal pembangunan yang sangat potensial. Kekayaan alam ini,
terdapat di seluruh wilayah Indonesia, baik yang ada di darat maupun di pesisir
dan lautan. Potensi sumber daya alam yang melimpah ini, tentunya memerlukan penanganan yang serius agar aset tersebut dapat
dipertahankan dan digunakan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. Namun dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan azas manfaat sehingga
produktifitasnya dapat terus dirasakan.
Salah satu bentuk pemanfaatan dari kekayaan sumber
daya alam tersebut adalah pariwisata. Pariwisata merupakan kegiatan primadona
dan telah menjadi bagian dari sektor andalan pembangunan nasional. Data pertumbuhan
pariwisata dunia semenjak 1960an sebagaimana dipublikasikan oleh World Tourism
Organization (WTO) setiap tahunnya mengalami peningkatan. Banyak negara di
dunia berlomba untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu alternatif dalam
meningkatkan kinerja pembangunan nasionalnya.
Saat ini perkembangan pembangunan pariwisata diarahkan untuk mengacu pada
aspek keberlanjutan. Artinya pengembangan yang dilakukan harus didukung secara
ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika
dan sosial terhadap masyarakat. Munculnya kriteria berkelanjutan
tersebut telah mendorong pariwisata yang berbasis alam memunculkan jenis wisata
baru yang disebut ekowisata. Ekowisata merupakan bentuk wisata yang relatif baru. Kegiatan ini dikelola
dengan pendekatan konservasi, sehingga tidak hanya aspek ekonomi dan sosial
masyarakat yang ditonjolkan tetapi juga aspek pendidikan dan pelestarian sumber
daya alam dan lingkungannya. Bentuk wisata ini lebih banyak dikembangkan pada
daerah yang relatif masih alami.
Satu dari beberapa daerah di Indonesia yang menempatkan
pariwisata sebagai sektor utama pembangunannya adalah Bali. Sebagai daerah yang sudah terkenal di
dunia dengan pariwisatanya, terutama wisata bahari (sea, sand and sun), Bali masih menyimpan potensi yang dapat
dikembangkan terutama di kawasan Bali bagian utara. Salah satunya adalah kawasan
pulau Menjangan yang terletak di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Secara fisik
pulau Menjangan tergolong pulau kecil yang unik dengan karakater terumbu karang
yang khas. Keberadaan terumbu karang menjadikan kawasan pulau Menjangan sangat
cocok dikembangkan sebagai daerah tujuan ekowisata.
Pengembangan suatu kawasan sebagai obyek ekowisata
sudah tentu memerlukan kajian-kajian yang menyeluruh dari aspek ekologi,
ekonomi, dan sosial agar keberlajutan kegiatan ini dapat terjamin. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis dan
mendeskripsikan kondisi, tingkat kesesuaian dan daya dukung sumber daya dalam
menunjang kegiatan ekowisata bahari di kawasan pulau Menjangan, 2) menganalisis dan mendeskripsikan kondisi
ekonomi aktivitas wisata, preferensi wisatawan serta partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan ekowisata bahari saat ini di kawasan pulau Menjangan, 3) menganalisis
tingkat optimal pengelolaan ekowisata bahari di kawasan pulau Menjangan, dan 4)
merencanakan model pengelolaan ekowisata bahari di kawasan pulau Menjangan yang
berkelanjutan dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial.
Pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan,
wawancara dan pengumpulan data sekunder. Analisis data terdiri dari (1)
analisis ekologi. Melalui analisis ini diperoleh gambaran kondisi dan potensi
ekosistem yang ada serta tingkat kesesuaian dan daya dukung kawasan untuk
ekowisata; (2) analisis ekonomi. Melalui analisis ini diperoleh gambaran kondisi
ekonomi aktivitas wisata dalam pengelolaan; (3) analisis sosial. Hasil analisis
diperoleh gambaran tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan wisata; dan
(4) analisis dinamik model pengelolaan. Hasil analisis ini diperoleh gambaran
model yang sesuai dan optimal dalam pengelolaan ekowisata bahari di kawasan pulau
Menjangan.
Hasil survei pada 6 stasiun pengamatan menggunakan
metode LIT (line intercept transec)
menunjukkan persentase tutupan karang hidup di pulau Menjangan adalah sebesar 46.36%
atau dalam kategori sedang dengan 50 jenis ikan karang didalamnya. Kerapatan
vegetasi mangrove yang diperoleh rata-rata sebesar 11.11 individu/100 m2,
sehingga indeks kesesuaian wisata diperoleh dalam kategori sangat sesuai
dengan daya dukung pemanfaatan sebanyak 30 240 orang per tahun. Analisa daya
tarik wisatawan yang berkunjung ke kawasan pulau Menjangan menunjukkan bahwa
ekosistem terumbu karang menjadi daya tarik utama diikuti oleh ekosistem
mangrove. Nilai SBE juga menunjukkan bahwa karakter seascape lebih tinggi nilainya dari karakter landscape. Untuk analisa penawaran dan permintaan memperoleh nilai
surplus konsumen sebesar US$ 3195 per individu per tahun serta nilai ekonomi kawasan
sebesar US$ 1 746 572. Nilai WTP wisatawan rata-rata sebesar US$ 11.37 dengan
total nilai WTP dalam setahun sebesar Rp. 1 206 033 757. Tingkat partisipasi
masyarakat dikawasan pulau Menjangan tergolong cukup tinggi, dimana dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan, pemahaman tentang lingkungan
dan pendapatan. Model pengelolaan yang optimal bagi kawasan pulau Menjangan adalah
model yang memasukkan unsur kegiatan rehabilitasi didalam skenario
pengelolaannya.
Kata kunci: Pulau Menjangan, Ekowisata Bahari, Model Pengelolaan Optimal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar